top of page

Pengungsi Rohingya Berdatangan, Bagaimana Kita Bersikap?

  • Writer: Wahyu Hidayat
    Wahyu Hidayat
  • Jan 30, 2024
  • 5 min read

Updated: Feb 1, 2024


Pengungsi Pohingya
Pengungsi Rohingya saat baru sampai di pesisir pantai Aceh.

Pada menjelang akhir tahun 2023, ramai berita tentang datangya kembali pengungsi Rohingya ke Aceh. Mereka datangnya tidak sekaligus, namun bertahap. Pengungsi terdiri dari laki-laki dan paling banyak para perempuan serta anak-anak menuju ke Aceh dengan menggunakan kapal kayu yang tidak layak. Menurut data UNHCR jumlah pengungsi Rohingya yang datang ke Aceh sejak awal kedatangan hingga bulan November 2023 sudah sebanyak 1.200 orang dan disinyalir jumlahnya akan semakin bertambah.


Pengungsi Rohingya pertama kali datang ke Aceh pada tahun 2009 ditemukan oleh warga setempat di pesisir pantai Aceh dengan keadaan yang sangat memprihatinkan. Awalnya mereka disambut baik oleh warga setempat dan dikasih tempat tinggal, dikasih makan. Kemudian pada tahun 2017 pengungsi Rohingya kembali datang, dan kedatanganya pada waktu itu masih diterima. Namun, kedatangan pengungsi Rohingya kali ini malah ditolak. Wah kira-kira kenapa tuh?


Sebelum membahas ini lebih jauh, by the way siapa si pengungsi Rohingya itu? Kenapa mereka mengungsi? Dari manakah asal mereka? Well, begini penjelasanya.


Baca juga:



Siapa Pengungsi Rohingya?

Orang Rohingya atau etnis Rohingya adalah orang yang berasal dari Rakhine atau dikenal juga Arakan yaitu daerah Myanmar yang berbatasan langsung dengan Bangladesh. Kebanyakan mereka menganut agama islam. Mereka tinggal di Myanmar sudah berabad-abad lamanya dan Etnis Rohingya ini termasuk etnis minoritas di Myanmar.


Sejarah singkatnya, pada tahun 1420 daerah Rakhine atau arakan ini dipimpin dan dikuasai oleh raja Narameikhla. Raja ini awalnya beragama buda, namun setelah mendapat pengaruh islam dirinya megubah namanya menjadi raja Suleiman shah dan masyarakat yang dia pimpinpun memutuskan untuk memeluk agama islam.


Pada tahun 1784 daerah Rakhine ditaklukan oleh raja Myanmar, secara otomatis kekuasaan diambil alih oleh raja Myanmar. Pada tahun 1784 Arakan mengalami masa-masa sulit karena pada saat itu Myanmar dijajah oleh negara inggris hingga jepang.


Pada saat pecahnya perang dunia ke II, hal ini dimanfaatkan oleh Myanmar untuk bergerilya mendapatkan kemerdekaan. Dan akhirnya kemerdekaan berhasil diraih oleh Myanmar pada tahun 1948. Namun paska kemerdekaan terjadi perselisihan antara etnis Rohingya dan Myanmar hingga terjadi ketegangan yang berakibat dikucilkanya etnis Rohingya oleh Myanmar.


Hal ini dipicu karena berdasarkan Akta Warga Asing 1 Januari 1886 yang mana kala itu Myanmar dijajah dan menjadi koloni inggris. Dalam undang-undang itu tidak disebutkan bahwa etnis Rohingya masuk daftar dalam akta tersebut. Bahkan, hingga Myanmar membuat undang-undang tentang kewarganegaraan pada tahun 1984 tetap tidak mengakui keberadaan etnis Rohingya. Myanmar berdalih etnis Rohingya adalah imigran gelap dari Myanmar yang datang sejak masa penjajahan inggris karena secara fisik mereka mirip seperti orang Bangladesh.


Akibatnya, Secara otomatis etnis Rohingya tidak mempunyai kewarganegaraan dan membuat mereka tidak bisa mengakses Pendidikan, kesehatan, tidak mendapatkan pekerjaan dan bahkan mendapat diskriminasi dan pembantaian dari junta militer Myanmar hingga Lembaga kemanusiaan UNHCR mendirikan kem pengungsian terbesar di dunia untuk etnis Rohingya di Cox’s Bazar Bangladesh.



Cox's Bazar
kem pengungsian Rohingya di Cox's Bazar

Dengan keadaan yang seperti ini membuat mereka terpaksa mencari perlindungan ke negara yang lebih aman seperti Malaysia, Thailand dan Indoneisa.


Warga Aceh Menolak Pengungsi Rohingya?

Seperti yang sudah disinggung diawal, bahwa pengungsi Rohingya datang ke Aceh bukan yang pertama kali, tapi sudah yang kesekian kali. Awal kedatangan, warga Aceh menerima dengan terbuka namun kali ini menolak dengan berbagai alasan.


Salah satu alasanya adalah warga Aceh menolak pengungsi Rohingya dengan dalih mereka sengaja untuk datang ke Aceh alias mendamparkan diri dimana awalnya mengira bahwa para pengungsi ini terdampar.



Pengungsi Rohingya
Seorang pengungsi Rohingya memohon agar tidak dikembalikan ke kapal saat ditolak oleh warga setempat.

Selama Aceh menjadi tempat untuk menampung pengungsi, memang pernah terjadi gesekan antara warga setempat dengan salah satu pengungsi dikarenakan faktor perbedaan bahasa sehingga terjadi kesalah pahamanan hingga menimbulkan konflik. Dan berdasarkan pengalaman warga setempat, beberapa dari mereka bertindak seenaknya, seperti kabur dari kem pengungsian, perilakunya buruk dan tidak bisa mengikuti aturan norma, adat setempat.



Ibu-ibu berdemo
Ibu-ibu berdemo di depan kantor bupati menolak dan meminta pengungsi Rohingya dipindahkan dari kampung mereka.

Selain itu menganggap bahwa kedatangan pengungsi Rohingya secara terus menerus akan menjadi beban negara, bisa menyebabkan kriminalitas tinggi, kesenjangan sosial dan khawatir suatu saat akan menjadi suatu ancaman keamanan dan kedaulatan.


Alasan-alasan penolakan ini pun disayangkan oleh pihak UNHCR, berbagai pihak seperti politikus, pemerintah setempat, dan para aktifis HAM.


Fakta-fakta Pengungsi Rohingya

Disamping gencarnya penolakan pengungsi Rohingya oleh warga Aceh, beredar juga narasi tuduhan yang menyudutkan para pengungsi Rohingya yang tidak jelas kebenarannya di jagad sosial media. Seperti, pengungsi Rohingya sengaja datang dan akan menetap di Indonesia kemudian akan meminta tanah, bahkan tuduhan yang paling parah adalah mereka akan mendirikan negara.


Apakah tuduhan terhadap para pengungsi Rohingya itu benar? Atau masyarakat hanya termakan hoax semata? tuduhan-tuduhan yang semacam itu perlu diluruskan agar tidak menimbulkan disinformasi oleh masyarakat, hal ini pun sudah dikonfirmasi langsung oleh UNHCR. Berikut adalah faktanya.


1. pengungsi Rohingya tidak hanya mencari perlindungan hanya ke negara Indonesia saja, tapi juga mencari perlindungan ke negara tetangga lainya, seperti Thailand dan Malaysia, India, dan Bangladesh.


2. pengungsi Rohingya menderita sejak lama karena didiskriminasi oleh Myanmar. Kondisi mereka tidak diakui secara otomatis tidak memiliki kewarganegaraan yang membuat mereka tidak bisa mengakses Pendidikan, kesehatan dan mendapatkan pekerjaan. Selain itu keberadaan mereka menjadi sasaran kekerasan secara ekstrim oleh junta militer terutama pada tahun 2017. Sebenarnya mereka sangat berat dan tidak mau meninggalkan tanah kelahiran mereka namun karena kondisi yang tidak memungkinkan membuat mereka terpaksa meninggalkan Myanmar dan mencari tempat yang lebih stabil dan aman.


3. Mayoritas pengungsi Rohingya mengungsi di Cox’s Bazar Bangladesh, meski kem pengungsian ini termasuk kem yang terbesar di dunia, namun keadaanya kelebihan kapasitas. Selain itu minimnya keamanan, air bersih yang sulit, teror, intimidasi, ditambah nasib mereka yang tidak jelas selama berada di kem pengungsian membuat mereka melarikan diri ke tempat yang lebih stabil dan aman, seperti kabur ke Indonesia dan Malaysia. Dengan tidak adanya kewarganegaraan, membuat mereka berpindah antar negara dengan mudah. Hal ini lah yang membuat mereka menjadi sangat rentan dimanfaatkan oleh jaringan penyelundup manusia untuk kabur dari kem pengungsian.


4. Pengungsi Rohingya tidak akan mengeksploitasi Indonesia , karena kedatangan dan status mereka hanyalah pengungsi. Mereka hanya mencari tempat yang lebih aman dan stabil. Mereka juga sudah diperingatkan oleh UNHCR bahwa status mereka hanyalah tamu dan wajib mengikuti adat, norma kebiasaan warga setempat.


5. Pemenuhan kebutuhan dasar dan fasilitas semuanya ditanggung oleh UNHCR dan IOM. Jadi narasi jika pengungsi Rohingya ini akan menjadi beban pemerintah itu salah besar karena pendanaan pengungsi tidak masuk dalam APBN maupun APBD. Kalaupun Indonesia membantu, maka diperlukanya kerjasama dengan berbagai pihak seperti yang telah dirinci dalam PERPRES REPUBLIK INDONESIA NOMOR 125 TAHUN 2016.


Bagaimana Seharusnya Kita Bersikap?

Kabar bahwa masyarakat Indonesia menolak dan bahkan mengusir para pengungsi Rohingya menjadi perhatian dunia. Bahkan sempat menjadi berita di media internasional seperti al-jazaire yang menyayangkan terhadap penolakan pengungsi Rohingya oleh masyarakat Indonesia. Hal ini sangat bertolak belakang dengan anggapan dunia internasional bahwa masyarakat kita dikenal dengan masyarakat yang dermawan, ramah dan baik terhadap orang asing, kenyataanya malah berikap rasis terhadap pengungsi Rohingya.


Sangat disayangkan juga masyarakat Indonesia menggenalisir bahwa semua pengungsi Rohingya itu berkelakuan buruk, logikanya dalam suatu kelompok, apapun kelompoknya entah kelompok etnis, ras, agama pasti ada salah satu atau beberapa individu yang berperilaku atau berkelakuan buruk, bukan berarti bahwa semua individu dalam klompok tersebut semuanya berperilaku buruk.


Pengungsi Rohingya berlayar dari kem Cox’s Bazar berhari-hari lamanya menggunakan kapal yang tidak layak dan berbahaya dengan persediaan logistik yang seadanya. Sebagian dari mereka adalah anak-anak perempuan, bahkan diantara mereka ada yang meninggal saat berada dalam pelayaran karena dehidrasi, kelaparan dan kelelahan.


Kapal pengungsi Rohingya
Pengungsi Rohingya berlayar bermingu-minggu dengan menggunakan kapal yang tidak layak dan berbahaya.

Para pengungsi Rohingya hanya meminta kemurahan hati masyarakat Indonesia untuk memberi tempat sementara sampai mereka mendapatkan negara yang benar-benar mau menerima mereka.


Kenapa pengungsi Rohingya di Indonesia hanya bersifat sementara? karena Indonesia tidak ikut serta dalam penandatanganan konvensi 1951 tentang pengungsi. Tapi, mengenai pengungsi itu sendiri telah diatur dalam PERPRES REPUBLIK INDONESIA NOMOR 125 TAHUN 2016 yang isinya tentang penanganan pengungsi dari luar negeri.


Sudah sepatutnya dan seharunya sebagai bangsa yang terkenal dengan keramahannya mengedapankan nilai-nilai kemanusiaan dengan mengulurkan tangan dan sigap membantu saat dihadapkan dengan isu kemanusiaan terutama kepada para pengungsi yang mencari perlindungan ke Indonesia terlepas apapun dari mana asalnya, etnis, ras dan agamanya.




Sumber:



Comments


Subscribe untuk mendapat artikel terupdate

Terimakasih

bottom of page