top of page

Mengulik Tradisi Grebeg Syawal di Kraton Yogyakarta yang Diadakan Setiap Lebaran

  • Writer: Wahyu Hidayat
    Wahyu Hidayat
  • Apr 27, 2023
  • 2 min read

Updated: Jan 31, 2024


Di Yogyakarta saat lebaran tiba ada yang namanya tradisi grebek syawal. Tradisi ini dilakukan setiap tanggal 1 syawal atau saat hari raya idul fitri untuk memperingati berakhirnya bulan puasa.


Apa itu grebeg? Dikutip dari Dinas Kebudayaan Daerah Istimewa Yogyakarta, grebeg bermakna suara angin. Dalam Bahasa jawa anggrebeg dalam artian pengiring raja, pembesar atau pengantin atau pengantin.


grebeg syawal
Iringin-iringan prajurit keraton mengarak gunungan saat grebeg syawal


Dalam sejarahnya, awal mula grebeg berasal dari tradisi jawa kuno yang disebut dengan rajawedha yaitu dimana persembahan dari raja untuk rakyat sebagai simbol kemakmuran dari wilayah yang dipimpin oleh raja yang sedang berkuasa. Namun saat kerajaan demak berdiri dan berkuasa, tradisi itu tidak dilakukan sehingga banyak masyarakat yang resah dan menjauh dari istana yang mana kerajaan Demak baru berdiri.


Akhirnya, untuk menarik simpati dari masyarakat sekaligus dalam bentuk penyebaran agama islam maka tradisi ini dilakukan Kembali oleh walisongo dan disesuaikan dengan agama islam. Selain itu grebeg dilakukan sebanyak tiga kali dalam setahun yaitu grebeg syawal yang diselenggarakan pada hari raya idul fitri, grebeg mulud pada saat maulid nabi Muhammad saw dan grebeg besar diselenggarakan pada saat hari raya idhul adha.


Baca juga:


Tradisi grebek terus dilakukan di jawa hingga sekarang. dari kerajaan Demak berdiri berganti kekuasaan menjadi kerajaan pajang kemudian diteruskan pada masa pergantian kekuasaan mataram islam hingga terpecah menjadi dua yaitu Daerah istimewa Yogyakarta dan Surakarta.


Sejarah grebeg syawal di Yogyakarta dimulai pada masa Sri Sultan Hamengku Buwana I. dulunya sebelum menjadi negara Indonesia, grebeg syawal dihadiri juga oleh bupati dan pejabat pemerintahan Yogyakarta dari luar wilayah inti atau dari wilayah inti sekaligus menyerahkan upeti kepada Sultan. setelah bergabung dengan negara republik Indonesia sistem penyerahan upeti dihapuskan.


grebeg syawal
Abdi dalem sedang mengarak gunungan menuju kepatihan


Di kraton yogya terdapat ada lima jenis gunungan saat grebeg yaitu gunungan lanang, gunungan wadhon, gunungan gepak, gunungan darat dan gunungan pawuhan. Untuk gunungan lanang terdapat tiga buah sedangkan sisanya satu buah jadi totalnya ada tujuh gunungan.


Gunungan-gunungan ini nantinya akan diarak oleh prajurit kraton ke beberapa tempat. Lima buah gunungan diarak dari alun-alun utara menuju ke masjid kauman yang nantinya diperebutkan oleh para warga setelah dilantunkan doa, satu ke pura pakualaman dan satu ke kepatihan.


grebeg syawal
abdi dalem dan prajurit kraton mengarak gunungan grebeg syawal menuju ke pakualaman


Grebeg syawal di kraton yogya selain bentuk dari berakhirnya bulan puasa esensi dari makna grebeg masih sama seperti pada jawa kuno yaitu bentuk sedekah raja untuk rakyat. Selain itu, hajat grebeg syawal menjadi suatu momen tersendiri untuk warga yogya dan sekitarnya. Dimana warga berkumpul bersilaturahmi di hari raya idhul fitri dalam acara hajat grebeg syawal.


Syarat Mengikuti Grebeg Syawal Kraton Yogyakarta


Buat kamu yang mau mengikuti grebeg syawal ada aturan-aturan yang harus dipatuhi, antara lain.


1. dilarang menerbangkan drone selama acara grebeg syawal berlangsung.

2. masyarakat atau para warga bisa memilih tempat secara langsung, seperti masjid kauman, pura pakualaman, komplek kepatihan.

3. dilarang meraih gunungan sebelum atau saat sedang dilantunkan doa.

4. berpakaian rapi dan sopan.

5. menjaga ketertiban dan kebersihan.

6. dilarang menghalang-halangi iring-iringan grebeg syawal.

7. dilarang berperilaku tidak sopan.

8. menghormati prosesi upacara hajat grebeg syawal.


Itulah grebeg syawal di Yogyakarta yang diadakan setiap lebaran berikut dengan sederet aturan yang wajib dan harus dipatuhi selama mengikuti grebeg syawal.


Comments


Subscribe untuk mendapat artikel terupdate

Terimakasih

bottom of page